Pada zaman dahulu, di sebuah hutan yang
lebat, hiduplah seekor kancil yang tidak terlalu pintar. Ia termasuk beruntung
karena sering lolos dari bahaya.
Suatu hari, kancil ingin menyebrang sungai,
ia melihat beberapa ekor buaya sedang berjemur. Buaya itu tampak sangat lapar
dan bosan.
Seekor buaya menyadari bahwa kancil ingin
menyebrang sungai. Ia pun berpikir bagaimana cara agar bisa menyantap kancil.
"Halo, Kancil," sapanya. "Apa kabar?"
Kancil senang melihat buaya. "Hai,
Buaya," jawabnya. "Aku baik-baik saja. Apa yang kamu lakukan di
sini?"
"Aku sedang mencari makanan," jawab
buaya. "Mencari ikan di sungai ini." "Kamu mau makanan yang
banyak nggak?" tanya kancil. "Aku diutus oleh raja hutan untuk memberikan
para buaya di sungai ini makanan."
"Benarkah?" tanya buaya dengan
senang hati. "Aku sangat lapar. Apa makanannya?"
"Aku membawa banyak ikan-ikan dari
seberang lautan," jawab Kancil. "Ikan-ikan itu sangat gurih dan
segar."
"Wah, aku sangat suka ikan laut,"
kata buaya. "Tolong bawakan aku ikan laut itu, Kancil."
"Baiklah," jawab Kancil.
"Aku akan membawakannya untukmu. Tapi aku minta kalian para buaya berjejer
sampai ke seberang. Ikan laut ada di seberang sungai ini."
Buaya-buaya itu pun setuju. Mereka pun
berjejer sampai seberang sungai.
Kancil pun berjalan di atas punggung
buaya-buaya itu. Buaya-buaya itu pun senang sekali. Mereka mengira bahwa Kancil
benar-benar akan membawakan mereka ikan laut.
Setelah sampai di seberang sungai, Kancil
pun berhenti. Ia pun berkata kepada buaya-buaya itu, "Kalian tunggu dulu
ya, nanti aku kembali kesini," kata Kancil. Kancil pun berlari secepat
kilat menuju hutan. Ia pun tidak menoleh ke belakang. Ia tidak ingin
buaya-buaya itu mengejarnya.
Buaya-buaya itu pun menyadari bahwa mereka
telah ditipu oleh Kancil. Mereka pun marah sekali. Mereka pun berenang mengejar
Kancil.
Kancil pun berlari secepat mungkin. Ia pun
berlari ke dalam hutan yang lebat. Buaya-buaya itu pun kesulitan untuk
mengejarnya.
Akhirnya, Kancil pun sampai di sebuah pohon
yang besar. Ia pun memanjat pohon itu dengan cepat. Buaya-buaya itu pun sampai
di bawah pohon itu. Mereka pun mengelilingi pohon itu. Mereka pun berusaha
untuk memanjat pohon itu, tetapi mereka tidak bisa.
Kancil pun duduk di atas pohon itu. Ia pun
tertawa terbahak-bahak. Ia pun senang karena ia berhasil lolos dari buaya-buaya
itu.
Tak lama kemudian, pohon yang dinaiki
kancil bertambah tinggi sampai ke atas awan. Buaya-buaya itu pun tidak bisa
melihat Kancil lagi. Mereka pun menyerah dan berenang kembali ke sungai.
Kancil yang berada di atas awan tiba-tiba
tubuhnya diserap oleh awan. Awan menjadi berwarna kecoklatan. Tak lama
kemudian, turun hujan. Hujan yang turun dari awan tempat Kancil berada
membasahi bumi, dan tiba-tiba, dari dalam tanah muncul banyak kancil kecil.
Mereka menyebar ke berbagai penjuru pulau, membawa cerita tentang kecerdikan
Kancil kepada seluruh hutan.
Kancil yang pertama kali beraksi terus
meluncur di atas awan, menjelajahi langit yang luas. Dia melihat pulau-pulau
hijau yang tersebar di lautan, sungai-sungai yang meliuk-liuk, dan hutan-hutan
yang lebat. Kancil merasa bangga atas keberhasilannya mengelabui buaya-buaya
lapar.
Sementara itu, kancil-kancil yang muncul
dari dalam tanah menyebarkan cerita kecerdikan Kancil kepada seluruh hutan.
Mereka menjadi pahlawan kecil yang membawa kisah inspiratif tentang bagaimana
kelicikan dan kecerdikan dapat mengalahkan bahaya.
Kancil di atas awan memutuskan untuk turun
dan bergabung dengan saudara-saudaranya. Dia tiba di sebuah pulau yang subur
dan hijau, di mana kancil-kancil kecil berkumpul. Mereka menyambut Kancil
dengan gembira dan kagum akan keberhasilannya.
Dengan cerita ini, Kancil tidak hanya
menjadi legenda di antara sesama kancil, tetapi juga menginspirasi hewan-hewan
lain di hutan. Mereka belajar bahwa kecerdikan dan kebijaksanaan dapat menjadi
senjata yang kuat bahkan melawan musuh sebesar buaya. Kancil telah membuktikan
bahwa bahkan makhluk yang tidak terlalu kuat fisiknya dapat mengatasi tantangan
dengan pikiran yang tajam.
Dan begitulah, kisah Kancil yang cerdik dan
penipu menjadi legenda yang dikenang oleh seluruh hutan, mengajarkan pelajaran
tentang kecerdikan, kebijaksanaan, dan keberanian kepada generasi hewan-hewan
di sana.